
Menurut para ulama, sihir secara bahasa ialah segala yang lembut dan tidak terlihat sebabnya. Hal itu karena sihir mempunyai pengaruh yang tersembunyi yang tidak bisa dilihat oleh manusia. Sihir dengan pengertian ini mencakup perbintangan dan perdukunan.
Sihir adalah perbuatan dosa. Umat Nabi Muhammad tidak
diperkenankan mempelajari ataupun mempraktikkan sihir dalam bentuk apapun. Di
zaman dahulu mungkin ada Nabi Sulaiman yang memang dibantu Allah menundukkan
bangsa jin untuk dipekerjakan membangun kerajaannya. Akan tetapi, itu adalah
kekhususan yang diberikan Allah untuk Nabi Sulaiman saja dan tidak kepada
siapapun selain beliau. Tidak ada satupun umat Muhammad yang dihalalkan
menjalin kerja sama dengan jin.
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka
jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kedurhakaan.”
(QS Al-Jinn: 32)
Perlu digarisbawahi juga bahwa dalam
ayat tersebut digunakan kata rahaqan yang diterjemahkan sebagai dosa dan
kedurhakaan (itsman wa thughyan, menurut kitab Mufradat al-Qur’an). Akar kata
rahaqan adalah rahiqa yang bermakna mengambil alih, membebani, atau menekan.
Terbukti, kan? Siapapun yang menjalin kerja sama dengan jin pasti akan dikuasai
dan ditekan terus-menerus. Lihat saja para korban pesugihan di
sekitar kalian dan mereka yang pernah menuntut ilmu bela diri gaib, baik ilmu
putih maupun ilmu hitam. Rata-rata pasti mengalami kesulitan luar biasa ketika
ingin melepaskan diri dari pengaruh jinnya. Kalau
ketika hidup tidak ada usaha melepaskan diri, maka biasanya si jin akan
menyiksa orang tersebut menjelang kematiannya dengan alasan “harus ada yang
mewarisi ilmunya”.
Imam Al-Alusy berpendapat bahwa sihir adalah
perkara-perkara ganjil yang seakan-akan ia adalah perkara yang luar biasa
tetapi bukanlah luar biasa, karena sihir dapat dipelajari dan diperoleh melalui
takarrub (mendekatkan diri) kepada setan dengan melakukan kejahatan berupa
ucapan seperti jampi-jampi yang mengandung makna kemusyrikan serta pujian
kepada setan , dan berupa perbuatan seperti beribadah kepada bintang-bintang
dan melakukan jinayah serta kefasikan, dan berupa keyakinan seperti menganggap
baik perkara yang membawa kepada takarrub serta cinta kepada setan
Lalu bagaimanakah dengan sulap? Secara umum,
sebagaimana dijelaskan di atas mungkin orang menyamakan antara sulap dengan
sihir. Iini terjadi karena sedikitnya manusia yang mengetahui hakikat sulap
yang sebenarnya. Sedikit sekali orang yang mengetahui bahwa Ilmu sulap tidaklah
memanfaatkan kekuatan mahluk ghaibsebangsa Jin.
Namun bagi yang mengetahui akan ilmu sulap niscaya akan mengerti bahwa
sihir yang dilarang oleh agama dan dimaksudkan oleh ayat Al-qur’an maupun
hadits Nabi tentu sihir dalam pengertian kesaktian yang diperoleh dengan
melakukan kerjasama dengan jin-jin kafir atau syaithan. Karena Nabi Saw juga
bersabda sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh ibnu Umar: “Sesungguhnya di
antara susunan kata yang indah terdapat apa yang disebut sihir,”.
Tentu perkataan indah ini bukan termasuk sihir yang dilarang atau
diharamkan oleh agama, karena para da’I dan tokoh agama sekalipun pasti sering
menyampaikan tausiah , wejangan, dan ceramah dengan bahasa yang indah hingga
mempengaruhi audienc mereka. Untuk bisa menilai hukum sulap baik secara khusus
maupun secara umum, hendaklah seorang da’I atau ulama mengetahui dahulu hakikat
sulap dengan mempelajarinya. Artinya, dia takboleh hanya mendengar informasi
dari orang kedua atau bahkan hanya melalui asumsi-asumsi yang melahirkan
kesimpulan sepihak. Pasalnya, penjelasan orang lain, meskipun dari para pesulap
sendiri terkadang diwarnai kebohongan.
Tak sedikip pesulap dan paranormal yang menggunakan ilmu sulap dalam
prakteknya ingin dianggap hebat lalu mengklaim bahwa kemampuan mereka diperoleh
dari ilmu sihir dengan melakukan ritual-ritual tertentu. Sebutlah contoh,
paranormal yang melakukan pembedahan dengan tanpa anastesi (pembiusan) dan
jahitan.
Sebagian besar orang, bahkan banyak kalangan medis, yang meyakini bahwa
hal tersebut dilakukan dengan menguasai ilmu ghaib yang notabene hasil
kerjasama dengan kalangan jin dan syaithan. Padahal kenyataannya, praktek
pembedahan tanpa bius dan tanpa jahitan tersebut dilakukan dengan trik yang
sangat mudah jika kita mengetahui rahasianya. Contoh lain yang mungkin lebih
membekas di ingatan kita bersama adalah bagaimana sebuah buku berjudul “Dialog
Dengan Jin Muslim” yang ditulis oleh Muhammad Isa Daud. Di dalam buku tersebut
dengan gamblang dikisahkan tentang perjanjian pesulap dunia David Copperfield
dengan Syaithan lengkap dengan deskripsi nya. Ketika itu mayoritas kita mungkin
percaya kekuatan mistik yang ada pada diri David dengan atraksi-atraksi
spektakulernya seperti; terbang bagai burung, membelah tubuh dengan gergaji
mesin, menembus tembok china, menghilangkan pesawat terbang, menghilangkan
patung Liberty , dan beragam atraksi lainnya.
Bahkan dalam buku “Dialog dengan Jin Muslim” tersebut diceritakan bahwa
saat terbang David diangkat oleh beberapa Jin. Laa Haula wa Laa Quwwata Illa
Billah, benarkah semua itu? Ternyata semua itu adalah bohong besar!!! Saya tak
berani lancang menuduh Muhammad Isa Daud telah berbohong, tapi kenyataannya bahwa
atraksi-atraksi tersebut ternyata memiliki penjelasan Ilmiah, bahkan atraksi
‘terbang’ David Copperfield telah didaftarkan di lembaga Hak Paten Amerika
sehingga scenario atraksi hingga detil rancang bangun peralatan dijelaskan
dengan gamblang pula. Ternyata terbangnya David Copperfiled bukan karena
diangkat Jin, tapi karena diderek dengan tali khusus setebal 1 milimeter yang
memiliki kekuatan menahan berat hingga 100 kg. Jadi siapa yang sebenarnya
bekerjasama dengan Jin? David Copperfieldkah? ataukah si penulis buku dan kita
semua yang percaya saja pada keterangan Jin yang jadi narasumber buku tersebut?
Coba bayangkan, bagaimanakah para ustadz akan mengeluarkan fatwa (Vonis?) jika
tak ada yang membongkar (mempelajari) trik sulap tersebut? Apakah tidak kemudian
ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW justeru diperhinakan dengan
menempatkannya pada tempat yang tak semestinya? Oleh karena itu perlu adanya
pelurusan tentang pemahaman akan hakikat atraksi sulap agar jangan sampai fatwa
dan penjelasan yang dimaksudkan untuk menjauhkan umat dari kesesatan justeru
melahirkan kesesatan lainnya.
Sulap adalah merupakan suatu seni pertunjukkan yang diminati
sebagian besar muggle di dunia, karena pada penyajiannya sulap dapat membuat
heran penontonnya akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu
gabungan dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni
rupa, dll dan merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang
ada. Misalnya ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan
lain-lain. Seni Sulap bukanlah suatu keterampilan yang berbau klenik atau
supranatural, karena setiap trik sulap dapat dijelaskan. Sulap semata-mata
hanyalah permainan "kelihaian" tangan, manipulasi, hasil kerja dari
suatu perlengkapan/ peralatan ataupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia
dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh seorang pesulap sebelum
dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap dapat dipelajari oleh
semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula dengan baik.
Kunjungi situs
www.komunitasmagickalbar.org